Senin, 28 Mei 2012

APA SIIIH ISBD ITU??


ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar) telah masuk dalam kurikulum untuk materi kuliah telah diatur dalam SK DIRJEN NO. 44/DIKTI/KEP/2006 RAMBU-RAMBU PELAKSANAAN KELOMPOK MATA KULIAH MBB DI PT.
ISBD (Ilmu Sosial Budaya Dasar) sebagai integrasi ISD (Ilmu Sosial Dasar) dan IBD (Ilmu Budaya Dasar). ISBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial dan konsep-konsep budaya kepada mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah sosial kemanusiaan dan budaya. Selanjutnya mahasiswa peka, kritis, tanggap serta berempati atas solusi pemecahan masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD bukanlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya dan masalah-masalah yang terwujud daripadanya.
ISBD isinya betul-betul menyentuh pembangunan karakter manusia.
Visi ISBD : berkembangnya mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai-nilai estetika, etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat.
Misi ISBD : memberikan landasan dan wawasan yang luas serta menumbuhkan sikap kritis, peka dan arif kepada mahasiswa untuk memahami keragaman dan kesederajatan manusia dalam kehidupan bermasyarakat selaku individu dan makhluk sosial yang beradab serta bertanggung jawab terhadap sumber daya dan lingkungannya.
Kompetensi yang diharapkan ISBD yaitu menjadi ilmuwan dan profesional yang berfikir kritis, kreatif, sistemik dan ilmiah, berwawsan luas, etis, estetis, serta memiliki apresiasi, kepekaan dan empati sosial, bersikap demokratis, berkeadaban, serta ikut berperan mencari solusi untuk memcahkan masalah sosial budaya secara arif.
Salah satu tujuan ISBD yaitu memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu dan makhluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik dan keahliannya.
Bagi segenap mahasiswa, menurut Philip H. Phenix (1964:6) harus diarahkan pada enam pola makna esensial, diantaranya:
1.     Makna symbolics, yaitu kemampuan berbahasa dan berhitung.
2.    Makna empirics, yaitu kemampuan untuk memaknai benda-benda melalui proses penjelajahan dan penyelidikan empiris.
3.    Makna esthetics, yaitu kemampuan memaknai keindahan seni dan fenomena alam.
4.    Makna ethics, yaitu kemampuan memaknai baik dan buruk.
5.    Makna synoetics, yaitu kemampuan berfikir logis, rasional sehingga dapat memaknai benar dan salah.
6.    Makna synoptics, yaitu kemampuan untuk beragama atau berfilsafat.
Harapan pembelajaran ISBD:
1.     Manusia unggul (cerdas) secara intelektual.
2.    Anggun secara moral.
3.    Kompeten menguasai IPTEK.
4.    Memiliki komitmen tinggi untuk berbagai peran sosial.

MASALAH SOSIAL


Masalah adalah kesenjangan antara harapan dengan kenyataan.
Kenapa ada masalah sosial? Karena ada tata kelakuan menyimpang (immoral) di lingkungan masyarakat.
Penyebab masalah sosial di klasifikasikan dalam 4 (empat) kategoris:
1.     Faktor ekonomis, contohnya: kemiskinan, pengangguran.
2.    Faktor biologis, contohnya: adanya penyakit.
3.    Faktor psikologis, contohnya: bunuh diri.
4.    Faktor kebudayaan, contohnya: perceraian, kejahatan.
Latent Social Problem menyangkut hal-hal yang bertentangan/berlawanan dengan nilai-nilai masyarakat akan tetapi tidak diakui demikian halnya.

STRATIFIKASI SOSIAL (PELAPISAN SOSIAL)


STRATIFIKASI SOSIAL:
-          UPPER CLASS
-          MIDDLE CLASS
-          LOWER CLASS
Stratifikasi sosial (pelapisan sosial) adalah perbedaan penduduk atau masyarakat kedalam lapisan-lapisan kelas secara bertingkat (hirarkis).
Mengapa dalam kehidupan kita harus ada stratifikasi sosial??
=> karena dalam kehidupan kita ada sesuatu yang dihargai berupa harta, jabatan, pangkat, ilmu keterampilan, dan lain-lain.
=> kepemilikan terhadap sesuatu yang dihargai di masyarakat  itu berbeda, ada yang sedikit, sedang, atau banyak.
=> perbedaan itu tergantung dari usaha, ikhtiar, dan nasib.

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BERBUDAYA


Manusia sebagai makhluk yang berbudaya adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil.
Maka, hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar “manusia berbudaya”.
Pada dasarnya, manusia tidak semata-mata hanya makhluk biologi saja, tetapi juga sebagai:
*        Makhluk sosial
*        Makhluk ekonomi
*        Makhluk politik
*        Makhluk budaya
*        Makhluk psikologi
Manusia bukan hanya sebagai makhluk yang berbudaya saja, tetapi manusia juga harus manusiawi dan halus yang di kenal dengan istilah “HOMOHUMANUS”.
Homohumanus itu yaitu:
1.       Manusiawi, yaitu sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk yang memiliki martabat tinggi dengan segala hak-haknya (harus diperlakukan sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan).
2.       Berbudaya, yaitu perilakunya dituntun oleh akal budi sehingga mendatangkan kebahagiaan bagi dirinya dan lingkungannya serta tidak bertentangan dengan kehendak Allah.
3.       Halus, yaitu kehalusan bertingkah laku, perbuatan lemah lembut, sopan, santun, budi bahasa dan beradab (berakhlak).